Perkembangan Web Programming

PHP

PHP adalah akronim untuk Hypertext Preprocessor merupakan script bahasa komputer yang didesain untuk menghasilkan halaman web dinamis. Script tersebut dapat digunakan dalam interface command line tapi juga bisa digunakan pada applikasi grafis standalone.

PHP pertama kali di temukan oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995 kemudian standart pengembangan PHP dilakukan oleh PHP Group. Lisensi yang digunakan pada PHP berkiblat pada Free Software nya Free Software Foundation.

PHP adalah script bahasa pemprograman yang paling banyak digunakan untuk pengembangan applikasi berbasis web karena script PHP dapat di masukan ke dalam HTML. Pada sebuah web server, kode PHP dapat menjadi sebuah masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) berupa halaman web. Hal ini dapat dilakukan pada sebagian besar web server dan juga pada sebagian besar sistem operasi yang memiliki platform berbeda. PHP telah di install di lebih dari 20 millar websites dan lebih dari 1 milyar server. Silakan kunjungi web Rasmus Lerdorf’s penemu awal PHP.

MySQL

MySQL adalah sistem manajemen database SQL yang Open Source dan paling populer saat ini yang multithreaded, multi-user SQL database managemen sistem (DBMS). Ulf Micheal Widenius adalah penemu awal versi pertama MySQL kemudian pengembangan selanjutnya dilakukan oleh perusahaan MySQL AB. MySQL AB adalah sebuah perusahaan komersial yang didirikan oleh para pengembang MySQL. MySQL sudah digunakan lebih dari 11 millar instalasi saat ini. Informasi-informasi terbaru mengenai MySQL dapat diperoleh dengan mengunjungi websitesnya di http://www.mysql.com/.

Berikut ini adalah pengembangan-pengembangan yang terjadi pada MySQL :

1. Release pertama MySQL dilakukan pada 23 May 1995

2. Versi Windowsnya di release pada 8 Januari 1998 untuk Windows 95 dan NT

3. Versi beta 3.23 dikenalkan pada Juni 2000 dan releasenya pada Januari 2001

4. Versi 4.0 beta dikenalkan pada Agustus 2002 dan direlease pada Maret 2003

5. Versi 4.1 beta dikenalkan pada Juni 2004 dan di release pada Oktober 2004

6. Versi 5.0 beta dikenalkan pada Maret 2005 dan di release pada Oktober 2005

7. Versi 5.1 saat ini sedang dalam tahap re produksi sejak November 2005.

8. MySQL untuk Sun Microsystems dikenalkan pada 26 February 2008.

Seorang administrator database MySQL biasanya menggunakan tools command line seperti perintah mysql atau msqladmin. Juga dapat mendownload tools GUI administration untuk MySQL seperti MySQL Administrator atau MySQL Query Browser. Kedua paket tersebut biasanya disebut dengan MySQL GUI Tools. Kita juga mengenal phpMyAdmin yakni software yang free merupakan interface berbasis web untuk inplementasi MySQL pada PHP. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi situs MySQL AB Team, atau Ulf Micheal Widenius

AJAX

Ajax adalah singkatan dari asynchronous Javascript and XML juga merupakan kelompok yang terkait dengan teknik pengembangan web interaktif. Ajax bukanlah bahasa programming, Ajax adalah teknik lintas platform yang dapat digunakan pada sistem operasi yang berbeda, arsitektur komputer yang berbda dan sampai pada web browser yang berbeda berdasarkan pada standart opensource seperti JavaScript dan DOM. Jesse James Garrett adalah orang yang memberikan nama Ajax pada tulisannya yang berjudul Ajax : A New Approach to Web Applications yang dipublikasikan pada 18 Oktober 2005.

Perbandingan Model Aplikasi Web Tradisional dengan Model Web Ajax

Artinya Ajax sebenarnya hanya sebuah nama, sebelumnya Google map telah menggunakan applikasi pada Ajax sebelum Ajax dijadikan sebagai nama. Ajax dibangun dari teknologi yang saling terkait yakni (XHTML, CSS, DOM, XML, JavaScript) yang digunakan dalam pengembangan applikasi web dinamis. Silakan kunjungi websites Jesse James Garrett.

jQuery

jQuery adalah sebuah library pada JavaScript yang mengatur interaksi antara JavaScript dan HTML. Di release pertama kali pada Januari 2006 di BarCamp Oleh John Resig. jQuery memiliki dua lisensi yakni dibawah Lisensi MIT dan Lisensi GNU Public License. jQuery adalah free Software dan Open Software. jQuery terdiri dari file JavaScript didalamnya terdapat DOM, Event, Effect dan Fungsi Ajax.

jQuery terdiri dari fitur-fitur berikut :

1. DOM element selection

2. DOM transversal and modification (termasuk support pada CSS 1-3 dan basic XPath)

3. Events

4. CSS manipulasi

5. Effek dan animasi

6. Ajax

7. Extensibility

8. Utiliti seperti browser

9. JavaScript Plugins

Zend Framework

Zend Framework adalah open source, aplikasi web objek oriented yang di implementasikan pada PHP 5 dan berlisensi dari New BSD License. Zend Framework yang sering disebut dengan ZF dikembangkan dengan tujuan mempermudah pengembangan web.

ZF mulai dikenal ditahun 2005 bersamaan juga dengan munculnya beberapa framework baru seperti Ruby on Rails dan Spring Framework yang mulai populer dikalangan pengembang web. ZF dipublikasikan pertama kali pada Zend Conference.

Zend Framework memberikan komponen yang dibutuhkan dalam pengembangan web termasuk didalamnya adalah authentikasi dan authorisasi melalui access control list (ACL), konfigurasi applikasi, data caching, filtering/validasi data user, internationalization, fungsi interface ke AJAX, e-mail, Lucene format searc index dan queri, dan Google Data API.

Phyton

Python ditemukan pertama kali oleh Guido von Rossum pada tahun 1990 dimana nama tersebut terinspirasi dari pertunjukan sirkus. Selanjutnya Phyton dikembangkan secara sukarela oleh para volentir dan dapat diperoleh secara gratis dari Python Software Foundation. Versi terakhir Python yang di release pada september 2006 adalah versi 2.5.

Phyton memiliki banyak varian. Phyton yang terdapat pada Python Software Foundation ditulis dengan bahasa C. Belakangan ini python juga di tulis berbasis java yang disebut dengan Jython. Kemudian IronPython adalah Phyton dalam versi C# yang terdapat pada applikasi .Net dan mono platform.


Extensible Markup Language (XML)

Extensible XML

Apakah XML ? XML bukanlah bahasa pemrograman seperti Java, C, atau Pascal karena XML tidak bisa digunakan untuk membuat sebuah applikasi. XML adalah meta language yang dapat digunakan untuk membuat modular dokumen (data), dan program. Dokumen ini sering dipergunakan sebagai media pertukaran data diantara sistem yang tidak saling kompatibel. Contoh dari grammar XML adalah WML (wireless markup languange) sebuah bahasa yang populer untuk pengembangan applikasi wireless).

Worldwide Web Consortium (W3C) merupakan sebuah lembaga standar internasional yang memulai proses standarisasi XML di pertengahan tahun 1996 dan me released XML 1.0 pada tahun 1998. XML terinspirasi dari Standart Generalized Markup Languange (SGML) namun dalam beberapa hal justru XML menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami.

XML Syntax

Sebagai bahasa markup, XML menggunakan tag untuk menggambarkan informasi seperti berikut :

<?xml version=”1.0″ encoding=”UTF-8″?>
<Order>
<Customer>
<name>Denny Charter</name>
<street>Siringo-ringo</street>
<city>Rantauprapat</city>
<state>SUMUT</state>
<zip>21412</zip>
</Customer>
</Order>

Tag dituliskan dengan tanda kurung besar ( < > ) merupakan label atau gambaran dari sebuah data yang mengikuti (seperti street) yang disebut dengan element (contoh element street adalah Siringo-ringo). Elemen diakhiri dengan tanda slash ( / ) yang di tuliskan di akhir elemen. Pada contoh diatas elemen Siringo-ringo ditutup dengan tag </street>.

Elemen pertama dari contoh diatas menunjukkan bahwa dokumen tersebut adalah dokumen XML. Customer sebagai elemen utama memiliki child elemen lainnya yakni :

Denny Charter

Jalan Siringo-ringo

Rantauprapat

SUMUT

21412

Sebagai catatan bahwa XML sebagai bahasa text base bersifat case sensitif artinya membedakan inputan antara huruf besar dan huruf kecil. Hal ini bisa menjadi kelemahan dari XML karena dokumen XML menjadi lebih kompleks. Hal-hal lain dalam XML adalah :

  1. XML adalah extensbible. Tidak seperti HTML yang telah memiliki tag yang pasti, XML memungkinkan kita untuk mendefinisikan beberapa tag sendiri jika diperlukan. Pada contoh diatas dokumen tersebut mengambarkan Custumer namun juga dimasukan sebagai field untuk menggambarkan customer.

  2. XML adalah hierarchical. Elemen-elemen bisa saja memiliki subordinat dibawahnya. Sebagai contoh element Customer yang memiliki beberapa child element.

  3. XML adalah modular. XML dapat dikembangkan secara modular dengan memungkinkan sebuah dokumen untuk mereference dokumen lainnya.

  4. XML adalah bahasa pemrograman independent.

  5. XML menggunakan DTD (Document Type Definitions) dan XML skema. Validasi data pada XML menggunakan kedua konsep tersebut.

XML Parser

Untuk memproses dokumen XML dibutuhkan XML parser yakni sebuah program yang mampu melakukan decompose dokumen XML menjadi individual elemen. Ada dua kategori utama dari XML parser yakni Document Object Model (DOM) dan Simple API for XML (SAX).

DOM adalah language neutral API untuk mengakses dan memodifikasi dokumen yang bercabang-cabang (tree base) seperti dokumen HTML dan XML, DOM parser bekerja pada memory. Sedangkan SAX parser adalah parser event base yang hanya digunakan untuk membaca dokumen XML. SAX bekerja dari registrasi event. SAX sebenarnya bekerja lebih sederhana dibandingkan dengan DOM hanya saja memiliki beberapa kekurangan yakni :

  1. Ketika dokumen XML dibaca maka tidak ada representasi dokumen di memory.

  2. SAX parser tidak mampu melakukan modifikasi dokumen XML.

Cara Kerja MapServer

Pendahuluan

MapServer adalah applikasi Open Source yang memungkinkan sebuah data peta diakses melalui web. Teknologi ini pertama kali dikembangkan oleh Universitas Minesotta Amerika Serikat. Hadirnya MapServer menjadikan pekerjaan membuat Peta Digital menjadi lebih mudah dan interaktif. Interaktif peta disini diartikan bahwa pengguna dapat dengan mudah melihat dan mengubah tampilan peta seperti zoom, rotate, dan menampilkan informasi (seperti menampilkan info jalan) dan analisis( seperti menentukan rute perjalanan) pada permukaan geografi. Diagram berikut menggambarkan bagaimana user berinteraksi dengan peta interaktif berbasis MapServer.

Gambar 1. Diagram peta digital berinteraksi dengan user

Websites yang Mendukung Web Mapping

Ada beberapa websites pemetaan yang sudah bisa digunakan dan di eksporer diantaranya adalah :

  1. Wikimap http://wikimapia.org

  2. Mesonet http://mesonet.tamu.edu/

  3. SpasialGuru http://spatialguru.com/maps/

  4. MapitOut http://www.mapitout.com/

Gambar 2. Kota Medan di Wikimapia

Bagaimana MapServer bekerja

Map Server bekerja secara berdampingan dengan applikasi web server. Web Server menerima request peta melalui MapServer. MapServer mengenerate request terhadap peta dan mengirimkannya ke web server seperti pada gambar berikut.

Gambar 3. Diagram operasi standar pada MapServer

Fungsi utama dari MapServer adalah melakukan pembacaan data dari banyak sumber dan menempatkannya kedalam layer-layer secara bersamaan menjadi file graphic. Salah satu layernya bisa saja berupa gambar satelit. Setiap layer saling overlay satu dengan lainnya dan ditampilkan kedalam web browser. Sebuah contoh tampilan Overlaping yang baik diperlihatkan seperti gambar berikut.

Gambar 4. Tampilan peta dengan banyak layer

Dari gambar tersebut kita bisa melihat sebuah foto satelit (diperoleh dari remote server), garis-garis jalan, lokasi perkotaan, dan label-label kota yang di tampilkan secara generic oleh MapServer. Proses pengambaran peta (rendering) muncul setiap kali permintaan terhadap peta baru yang dilakukan oleh Mapserver termasuk ketika user melakukan level zoom terhadap tampilan peta.

Komponen-komponen Utama

Mapserver menghasilkan keluaran berupa file graphic berdasarkan masukan yang diberikan oleh user. Komponen kuncinya adalah MapServer executable yang terdiri dari CGI program, file peta, sumber data dan output gambar. Seperti pada gambar dibawah ini semua komponen bekerja bersama-sama, setelah user melakukan request/perminataan maka CGI akan mengakses file peta, menggambarkan informasi yang didapat dari sumber data dan kembali menampilkannya pada peta.

Gambar 5. Komponen Utama MapServer

Mapserver Executable

Secara sederhana MapServer menjalankan executable applikasi CGI pada web server yang secara teknis merupakan proses stateless berbasis pada HTTP. Stateless adalah sebuah proses permintaan yang dilanjutkan dengan stop running. Applikasi CGI menerima permintaan dari web server, kemudian proses dilakukan dan mengembalikan respon atau data ke web server. CGI bekerja sangat sederhana tidak diperlukan sebuah pemrograman untuk dapat menggunakannya. Kita tinggal melakukan edit berdasarkan text base, konfigurasi runtime file, membuat halaman web, dan menempatkannya bekerja pada web server. MapServer CGI executable bekerja sebagai perantara antara file peta dengan program web server yang meminta peta. Permintaan di lewatkan dalam bentuk CGI parameter dari web server menuju MapServer. Gambar yang di buat oleh MapServer selanjutnya memberikan fed back ke web server dan selanjutnya menuju user melalui web browser.

MapServer Map File

MapServer seperti sebuah mesin yang membutuhkan bahan bakar untuk dapat bekerja dan membutuhkan system pengiriman (delivery system) bahan bakar untuk mencapai mesin . Program MapServer perlu mengetahui layer peta yang akan digambar, bagaimana menggambarkannya, dan dimana lokasi sumber datanya. Data merupakan bahan bakarnya dan file peta atau .map.file merupakan system pengirimannya (delivery system). File Peta adalah text konfigurasi yang terdiri dari list setting yang digunakan untuk menggambar dan berinteraksi dengan peta. Informasi yang termuat didalamnya adalah layer data apa yang akan digambar, dimana focus geografis petanya, system proyeksi yang digunakan, format apa yang akan digunakan untuk menampilkan gambar, dan cara menentukan legenda dan skala pada peta.

Contoh script dasar pemetaan dengan satu layer.

MAP

SIZE 600 300

EXTENT -180 -90 180 90

LAYER

NAME countries

TYPE POLYGON

STATUS DEFAULT

DATA countries.shp

CLASS

OUTLINECOLOR 100 100 100

END

END

END

Ketika request atau permintaan dating dari applikasi MapServer maka reguest tersebut mesti menyebutkan sepesifikasi file peta yang diinginkan. Kemudian MapServer membuat petanya berdasarkan pada setting pada file peta yang diberikan tadi.

Sumber Data

Seperti dijelaskan pada analogi diatas bahwa file peta adalah system pengiriman (delivery system) bahan bakarnya dan sumber data adalah bahan bakarnya. Map Server dapat menggunakan sebuah array dalam jumlah besar untuk menghasilkan peta. Opsional akses data ditambahkan untuk dapat mengakses lusinan format data raster dan vector. MapServer bisa menggunakan spesifikasi Open Geospasial Concorsium (OGC) untuk mengakses dan melakukan sharing data melalui internet. Layer peta juga bisa di request dari remote server yang juga berpedoman pada spesifikasi OGC.

Referansi Bacaan :

[1] Tyler Mitchell, Web Mapping Illustration, O’Reilly Media Inc, 2005

[2] John E Harmon, Design and Implementation of GIS, John Willey & Sons Inc, 2003

Link Terkait :

KONSEP DASAR WEB GIS

Pengantar

Geographic Information System (GIS) merupakan sistem yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi. GIS memiliki kemampuan untuk melakukan pengolahan data dan melakukan operasi-operasi tertentu dengan menampilkan dan menganalisa data. Applikasi GIS saat ini tumbuh tidak hanya secara jumlah applikasi namun juga bertambah dari jenis keragaman applikasinya. Pengembangan applikasi GIS kedepannya mengarah kepada applikasi berbasis Web yang dikenal dengan Web GIS. Hal ini disebabkan karena pengembangan applikasi di lingkungan jaringan telah menunjukan potensi yang besar dalam kaitannya dengan geo informasi. Sebagai contoh adalah adanya peta online sebuah kota dimana pengguna dapat dengan mudah mencari lokasi yang diinginkan secara online melalui jaringan intranet/internet tanpa mengenal batas geografi penggunanya. Secara umum Sistem Informasi Geografis dikembangkan berdasarkan pada prinsip input/masukan data, managemen, analisis dan representasi data. Di lingkungan web prinsip-prinsip tersebut di gambarkan dan di implementasikan seperti pada table berikut :

GIS Prinsip

Pengembangan Web

Data Input Client
Manajemen Data DBMS dengan komponen spasial
Analisys Data GIS Library di Server
Representasi Data Client/server

Arsitektur

Untuk dapat melakukan komunikasi dengan komponen yang berbeda-beda di lingkungan web maka dibutuhkan sebuah web server. Karena standart dari geo data berbeda beda dan sangat spesifik maka pengembangan arsitektur system mengikuti arsitektur ‘Client Server’.

Gambar 1. Arsitektur WEB GIS

Gambar diatas menunjukan arsitektur minimum sebuah system Web GIS. Applikasi berada disisi client yang berkomunikasi dengan Server sebagai penyedia data melalui web Protokol seperti HTTP (Hyper Text Transfer Protocol). Applikasi seperti ini bisa dikembangkan dengan web browser (Mozzila Firefox, Opera, Internet Explorer, dll). Untuk menampilkan dan berinteraksi dengan data GIS, sebuah browser membutuhkan Pug-In atau Java Applet atau bahkan keduanya. Web Server bertanggung jawab terhadap proses permintaan dari client dan mengirimkan tanggapan terhadap respon tersebut. Dalam arsitektur web, sebuah web server juga mengatur komunikasi dengan server side GIS Komponen. Server side GIS Komponen bertanggung jawab terhadap koneksi kepada database spasial seperti menterjemahkan query kedalam SQL dan membuat representasi yang diteruskan ke server. Dalam kenyataannya Side Server GIS Komponen berupa software libraries yang menawarkan layanan khusus untuk analisis spasial pada data. Selain komponen hal lain yang juga sangat penting adalah aspek fungsional yang terletak di sisi client atau di server. Gambar berikut dua pendekatan yang menunjukan kemungkinan distribusi fungsional pada system client/server berdasarkan konsep pipeline visualization.

Gambar 2. Thin Vs Thick system pada Client Server

Pendekatan-1 : Thin Client : Memfokuskan diri pada sisi server. Hampir semua proses dan analisa data dilakukan berdasarkan request disisi server. Data hasil pemrosesan dikirimkan ke client dalam format HTML, yang didalamnya terdapat file gambar sehingga dapat dilihat dengan browser. Pada pendekatan ini interaksi pengguna terbatas dan tidak fleksibel

Pendekatan-2 : Thick / Fat Client : Pemrosesan data dilakukan disisi client, data dikirim dari server ke client dalam bentuk data vector yang disederhanakan. Pemrosesan dan penggambaran kembali dilakukan disisi client. Cara ini menjadikan user dapat berinteraksi lebih interaktif dan fleksibel.

Manajemen Data

Untuk melakukan menajeman data geografis paling tidak dibutuhkan sebuah DBMS (Databese Management System). Pemodelan berorientasi objek menjadi sangat dibutuhkan karena pemodelan basisdata relational tidak mampu melakukan penyimpanan data spasial. Pada analisis spasial system manajemen database memberikan beberapa keragaman. Ada beberapa keragaman applikasi yang dapat digunakan sebagai database seperti Oracle Spatial, PostgreSQL, Informix, DB2, Ingres dan yang paling popular saat ini adalah MySQL. Untuk mendapatkan pengembangan fungsional analisis pada level database beberapa DBMS telah mendukung procedural bahasa pemrograman. Oracle DBMS menawarkan dua kemungkinan untuk menghasilkan individual operation dilevel database. Yang pertama adalah PL/SQL sebuah procedural bahasa pemrograman. Yang kedua adalah Java Virtual Machine (JVM) untuk proses Java classes di level database.

Mendesain GUI

Untuk berinteraksi, berkomunikasi dan mendapatkan informasi perlu dirancang sebuah Graphical User Interface (GUI). GUI berinteraksi langsung dengan user. Karena informasi geografis biasanya sangat kompleks maka akan ditemui banyak kesulitan dalam pengarsipannya. Menciptakan aspek Dunia Virtual menjadi hal penting dalam mendesain GUI. Karakteristik untuk menciptakan dunia virtual adalah Level of Detail (LOD).

Gambar 3. Menciptakan Virtual World

Algoritma khusus dibutuhkan untuk mampu menampilkan se-invisible mungkin tampilan. Penggunaan PHP dan VRML (Virtual Reality Modeling Language) adalah sebuah ideal perancangan GUI untuk applikasi Web GIS. PHP menjadi bahasa yang paling popular untuk menciptakan web dinamis pada saat ini. VRML dikenalkan oleh Konsorsium Web3D untuk menghasilkan tampilan peta interaktif dalam web. PHP dapat menghasilkan banyak text informasi. Dalam PHP, salah satunya menjadi pengendali dari banyak informasi tersebut. Permintaan dikirimkan oleh VRML MIME (‘model/vrml’) dan kemudian menuliskan VRML nodenya. Server mengkomunikasikan semua kode PHP saat mengirimkan respon. Jadi pada line dimana kode JSP ditampilkan server mengirimkan kembali blank line kepada browser. Sangat perlu untuk memasukan header PHP dan VRML dan content type nya harus berubah sebelum VRML header ditentukan, hasil akhirnya bisa menjadi seperti dibawah ini :

<?php

Header (“Tipe-kontent : model/vrml”);

Echo “#VRML V2.0 utf8\n”;

?>

Contoh tersebut menggambarkan integrasi antara PHP dan VRML untuk membangun sebuah objek.

Detail Proses

Objek Geo Spasial terdiri dari informasi data spasial dan data non spasial. Informasi Spasial dapat divisualisasikan dengan mengkonversinya VRML dan data non Spasial ditampilkan secara dinamis di halaman HTML. Gambar berikut menunjukkan proses request data standart. Request memanggil desain dari PHP yang berinteraksi dengan database. Setelah menerima respon system mengikuti alur seperti pada gambar.

Gambar 4. Proses Request dan Respon

Database mengirimkan request data ke PHP, hasil respon dari request berupa format data dikirimkan kembali melalui browser. Disaat client melakukan request koneksi dilakukan ke DBMS, kemudian informasi spasial yang dipilih dari DBMS di convert kedalam bentuk VRML. Browser Plug In di sisi client menampilkan keluaran VRML sebagai keluaran menjadi peta. VRML juga menyediakan script yang memungkinkan sebuah proses disaat user mengklik objek. Melalui VRML ini request dikirimkan ke applikasi di server. Server menerima dan menterjemahkan menjadi informasi dan mengirimkanya ke HTML untuk di tampilkan ke Browser.

Untuk menerima data spasial dan non spasial dari DBMS dibutuhkan sebuah teknik yang mampu mengkomunikasikan antara client dan database pada server. Teknik seperti ini sudah tersedia di PHP, ASP, ASP.net, atau JSP. Pemilihan tekniknya disesuaikan dengan web Server yang digunakan. Detail arsitektur untuk menampilkan data GIS melalui web seperti pada gambar berikut :

Gambar 5. Arsitektut Publikasi Web GIS

Contoh Pemanfaatan Web GIS

Ketika terjadi Tsunami di Aceh bukti kehebatannya baru dapat kita analisa jika sudah ditampilkan kedalam bentuk peta. Gambar tersebut dapat memberikan banyak arti dan informasi lebih jika dilengkapi dengan data-data yang akurat.

Wilayah Uleule Sebelum Tsunami

Wilayah Uleule setelah Tsunami

Berikut ini adalah beberapa pengembangan applikasi GIS Web yang memungkinkan untuk dikembangkan :

Sektor

Gambaran

Contoh

Facility Management Manajemen Gedung Besar yang kompleks Organisasi ruangan seperti Kampus dan Rumah Sakit
Navigation Support Navigasi kendaraan Bermotor Location Base service yang menampilkan posisi saat ini dan
lingkungannya
Lingkungan Lingkungan perkotaan seperti karakteristik kebisingan, arah
angina, emisi, dll
Menampilkan pengurangan emisi
Bencana Alam Mengorganisasi aliran kerja penanganan bencana Mengarahkan team penyelamatan, menentukan dan mengontrol lokasi
pengungsian dengan real time data
Supply engineering Manajemen Supply Mengorganisasi jaringan

Referensi :

[1] Charter, Denny, Desain dan Applikasi GIS, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2004.

[2] Rahman, Abdul, Spasial Data Modelling For 3D GIS, Springer, Berlin, 2008

[3] Darmawan, Mulyanto, Pedoman Dasar Pembuatan Geospasial, Geospasial.com, 2006

Tulisan ini juga di Publikasikan di IlmuKomputer.com